ANALISIS POTENSI
WILAYAH
“POTENSI EKONOMI
DAN KOMODITI UNGGULAN PROVINSI SULAWESI BARAT”
OLEH :
NAMA : ANDI DALA ULENG
NPP : 22.1805
PRODI : MANAJEMEN PEMBANGUNAN
FAKULTAS
MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERITAHAN DALAM NEGERI
Cilandak,
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “potensi dan
komoditi unggulan povinsi Sulawesi Barat”.
Penulisan makalah merupakan salah satu
tugas terstruktur dan persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Analisis
Potensi Wilayah Prodi Manajemen Pembangunan Fakultas Manajemen Pemerintahan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri Program S1.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya kepada :
- Pak Mulyadi selaku dosen mata kuliah Analisis
Potensi Wilayah yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
- Rekan-rekan
semua di kelas Manajemen Pembangunan 2013.
- Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis.
- Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Cilandak, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul....................................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan................................................................................................................ 4
Latar Belakang.............................................................................................................. 4
Tujuan Penulisan........................................................................................................... 5
Metode Penulisan......................................................................................................... 5
Sistematika Penulisan................................................................................................... 5
Bab II Pembahasan................................................................................................................ 6
Gambaran
Umum Provinsi Sulawesi Barat................................................................... 6
Potensi
Ekonomi........................................................................................................... 7
Pertumbuhan
Ekonomi / PDRB.................................................................................... 12
Komoditi
Unggulan Sulawesi Barat 2010.................................................................... 12
Bab III Penutup..................................................................................................................... 15
Kesimpulan................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Provinsi
Sulawesi Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 dan
diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia
tanggal 16 Oktober 2004. Provinsi Sulawesi Barat ini merupakan pemekaran dari
Provinsi Sulawesi Selatan, sesuai aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam
- Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 20 Tahun 2002 tanggal 18 September 2002,
- Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Majene Nomor 10 tahun 2000 tanggal 10 Maret 2000,
- Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Polewali Mamasa Nomor 12/KPTS/DPRD/VI/2000 Tahun 2000 tanggal 19
Juni 2000,
- Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten
Mamuju Nomor 42/KPTS/DPRD/2000 Tahun 2000 tanggal 6 Oktober 2000,
- Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Mamasa Nomor 26/KPTS/DPRD- Mamasa/2003 tanggal 27 Desember 2003,
- Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Mamuju Utara Nomor IST/KPTS/DPRD-MAMUJU UTARA/2004 tanggal 23
Agustus 2004.
Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 ini pula, dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pengisian
anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat tersebut didasari dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 161.56-1028 Tahun 2005 tanggal 25 November 2005, dan telah
diambil sumpah/janjinya pada tanggal 7 Desember 2005. Dengan selesainya
pengisian anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat dan Pemilihan Pimpinan DPRD
tersebut merupakan tonggak sejarah baru bagi provinsi ini karena telah
mempunyai lembaga perwakilan rakyat yang permanen, utuh dan representatif, yang
nantinya diharapkan dapat menjadi penyalur aspirasi rakyat, menjadi mitra
sejajar pemerintah daerah.
B. Tujuan Penulisan
Makalah yang
disusun bertujuan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Analisis Potensi
Wilayah. Selain itu, makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang pengembangan potensi dan komoditi uanggulan provinsi
Sulawesi Barat.
C. Metode Penulisan
Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan
metode studi pustaka, selain dengan menggunakan buku cetak sebagai referensi,
penulis juga melakukan studi pustaka dengan menggunakan media internet.
D. Sistematika Penulisan
Halaman
Judul (cover)
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Bab
I Pendahuluan
Latar
Belakang
Tujuan
Metode
Penulisan
Sistematika
Penulisan
Bab
II Pembahasan
Gambaran
Umum Provinsi Sulawesi Barat
Kondisi
Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi/PDRB
Komoditi
Unggulan Sulawesi Barat Tahun 2013
Bab
III Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar
Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Barat
Kondisi Geografis Daerah
1.
Letak geografis Provinsi Sulawesi Barat sangat
Strategis karena :
Berada pada sekitar garis khatulistiwa, terletak antara 0o 45'59'' Lintang
Selatan, 03o 34'0'' Lintang Selatan, serta 118o 48'59''Bujur Timur hingga 119o 55'06''Bujur
Timur.
2.
Memiliki Laut sepanjang Selat Makassar yang merupakan
lintas pelayaran Internasional.
3.
Berada pada titk tengah dalam hubungannya dengan
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Provinsi Kalimantan Timur.
4.
Luas Wilayah daratan Provinsi Sulawesi Barat adalah
16.787,18 Km2
Provinsi Sulawesi Barat memliki batas administrasi daerah antara lain :
·
Dibagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Paser
Propinsi Kalimantan Timur
·
Dibagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala
Propinsi Sulawesi Tengah
·
Dibagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
Propinsi Sulawesi Selatan
·
Dibagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja
dan Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten,
Luas, Jarak ke Ibukota Provinsi :
·
Majene 879,77 Km2, Jarak 143 Km, Persentase 5,18
·
Polman 2.090,05 Km2, Jarak 199 Km, Persentase 12,30
·
Mamasa 2.843,85 Km2, Jarak 292 Km, Persentase 16,74
·
Mamuju 8.221,81 Km2, Jarak 0, Persentase 48,39
·
Mamuju Utara 276 Km2, Jarak 276 Km, Persentase 17,39
Jumlah Bangunan (258.583)
Rumah Tempat Tinggal Di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2010 :
·
Mamuju 75.754
·
Polman 87.948
·
Majene 31.080
·
Mamasa 32.119
·
Mamuju Utara 31.682
Gambaran Umum Demografis
Provinsi
Sulawesi Barat yang terdiri atas 5 (lima) Kabupaten memiliki jumlah penduduk
berdasarkan hasil Sensus Penduduk BPS pada tahun 2010 berjumlah 1.158.336 jiwa.
Berikut rincian jumlah penduduk dan komposisinya berdasarkan jenis kelamin,
struktur usia, jenis pekerjaan, dan pendidikan :
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Di
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2010 :
·
Mamuju, Laki-Laki 173.4131 dan Perempuan 163.560,
Total 336.973 Jiwa
·
Polman, laki-Laki 193.108 dan Perempuan 203.012, Total
396.120 Jiwa
·
Majene, laki-Laki 73.673 dan Perempuan 77.434, Total
151.107 Jiwa
·
Mamasa, laki-Laki 71.088 dan Perempuan 68.994, Total
140.082 Jiwa
·
Mamuju Utara, Laki-Laki 70.244 dan Perempuan 64.125,
Total 134.369 Jiwa
a. Potensi Unggulan Daerah
Provinsi
Sulawesi Barat memliki sumber daya alam (SDA) baik didarat maupun dilaut
seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan
pertambangan dan pariwisata. Dari semua potensi yang ada dapat dikatakan sampai
saat ini belum tergarap secara optimal karena keterbatasan baik dari sumber
daya manusia maupun sarana prasarana yang belum memadai.
Wilayah Povinsi Sulawesi Barat yang
berhadapan langsung dengan Selat Makassar, merupakan salah satu jalur lalu
lintas pelayaran Nasional dan Internasional memberikan nilai tambah yang sangat
menguntungkan bagi pembangunan sosial ekonomi kedepan.
Salah satu
pelabuhan antar pulau yang aktif melayani/menghubungkan pulau Kalimantan
(Balikpapan) adalah Pelabuhan Fery Simboro Mamuju, Pelabuhan Rakyat Palipi
Majene, Pelabuhan Rakyat Mamuju, Pelabuhan Samudra Belang-belang Bakengkeng
Mamuju yang telah mulai dikembangkan dan beroperasi untuk kapal penumpang
maupun barang seperti pengangkutan minyak CPO dan mangan, serta sejumlah
Pelabuhan lain yang dikelola oleh perusahaan swasta nasional di Kabupaten
Mamuju Utara.
Disamping
itu Bandar Udara Tampapadang berjarak 27 km dari Kota Mamuju, sementara ini
mempunyai landasan pacu 2.500 m x 80 m, kondisi ini menggambarkan bahwa bandara tersebut sudah dapat
didarati pesawat komersil ukuran Boeing 737 200 yang berpenumpang hingga 150
orang. Untuk sementara ini, bandara Tampa Padang yang merupakan jembatan udara
menghubungkan Makassar - Mamuju dan Mamuju - Balikpapan. Kondisi topografi
Provinsi Sulawesi Barat yang terdiri dari laut dalam, daratan rendah, dataran
tinggi dan pegunungan dengan tingkat kesuburan yang tinggi, disamping itu
letaknya yang sangat strategis pada posisi silang segitiga emas Sulawesi
Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah lewat pantai barat dengan jarak
445 km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, 447 Km dari Palu
Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dan Selat Makassar/ Kalimantan Timur,
memberikan potensi perencanaan pembangunan yang harus ditata dengan baik.
Sehingga kekayaan yang terkandung di dalam alam Sulawesi Barat dapat memberikan
manfaat yang maksimal untuk kesejahteraan masyarakatnya.
b. Potensi
Kehutanan
Potensi
hutan di Sulawesi Barat seluas kurang lebih 1.131.908 Ha yang terdiri atas
kawasan hutan lindung seluas 669.358 Ha, hutan produksi terbatas (HPT) 321.607
Ha, hutan produksi 61.600 Ha, hutan suaka marga satwa (HSAW) 900 Ha dan hutan
produksi yang dapat dikonversi 78.443 Ha dengan potensi hasil hutan umumnya
meliputi : Kayu Eboni, Meranti, Getah Pinus, Jati, Palapi, Durian, Damar,
Rotan, Kemiri, dan Kayu Campuran lainnya. Hasil produksi dari sektor kehutanan
selama ini telah memberikan kontribusi dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah
setiap tahunnya.
c. Potensi
Perkebunan
Perkembangan
bidang perkebunan mempunyai peranan yang cukup penting dalam menggerakkan roda
perekonomian masyarakat, sebagai indikatornya adalah terciptanya lapangan
kerja, sumber pendapatan utama bagi petani, terutama kakao, kelapa sawit,
cengkeh dan kopi penghasil devisa dan pemasok bahan baku agro industri, baik
dalam maupun luar negeri. Realisasi pembangunan bidang perkebunan telah
menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat, keberhasilan yang dicapai tersebut merupakan hasil
penerapan/implementasi pola pembangunan yaitu pola UPP dan pola swadaya parsial
dengan kegiatan pokok pada intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan
difersifikasi.
Data tahun
2010 menunjukkan bahwa luas areal kakao 132.000 Ha dengan produksi mencapai
96.461 ton. Kelapa sawit dengan luas areal 84.248 Ha dengan produksi 1.182.908
ton TBS, Kelapa dalam dan kelapa hibrida dengan luas areal 68.804 Ha dengan
produksi 71.688 ton. Kopra, Kopi Rebustra dan Kopi Arabika luas areal tahun
2007 31.215 Ha dengan produksi 10.753 ton.
d. Potensi
Lingkungan Hidup
Potensi
lingkungan pada dasarnya diukur dari tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan
dan punahnya berbagai endemik dan berkurangnya potensi sumber daya alam yang
dapat dikembangkan oleh masyarakat. Deskripsi ini dapat dicermati dari
ditemukannya berbagai potensi endemik flora dan fauna yang terdapat di wilayah
Sulawesi Barat seperti Burung Mandar Dengkur, Burung Maleo, Anoa Pegunungan,
Elang Sulawesi, Musang Sulawesi, Anggrek Jamrud, Anggrek Bulan, dan endemik
spesifik lokasi lainnya, serta masih terdapat potensi sumber daya alam yang
dapat diproduksi dan dapat memberikan akses ekonomi bagi masyarakat.
e. Potensi
Kelautan dan Perikanan
Provinsi
Sulawesi Barat terletak di jazirah Sulawesi bagian barat, persis berhadapan
langsung dengan Selat Makassar, dengan panjang garis pantai kurang lebih 752
Km.Kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi perikanan laut (tangkap) dari
berbagai jenis ikan nelayan dan ikan domersal serta ikan-ikan karang. Disamping
itu, juga sangat potensial untuk budidaya perikanan pantai seperti udang,
bandeng, taripang dan berbagai jenis komoditas ikan karal.
Salah satu
kendala dalam eksploitasi perikanan adalah penggunaan alat tangkap yang masih
sederhana. Potensi perikanan laut di Provinsi Sulawesi Barat dapat dijadikan
salah satu alternatif untuk menggali potensi yang ada, melalui budidaya laut,
industri tepung ikan dan pengalengan ikan. Potensi perikanan air payau cukup
besar daya ketersediaan lahan seluas 13.584,6 Ha tersebar di Kabupaten Polman,
Majene, dan Mamuju belum sepenuhnya tergarap. Sementara ini, luas lahan yang
sudah berproduksi adalah 10.043,2 Ha dengan produksi untuk tahun 2009 adalah
bandeng dan udang, 842 ton.
f. Potensi
Perkebunan
Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Provinsi Sulawesi Barat pada dasarnya merupakan daerah agraris yang sebagian
besar kehidupan masyarakat bertumpu pada usaha dibidang pertanian. Potensi
pertanian yang besar dan kesesuaian agroklimat yang mendukung serta kultur
masyarakatnya yang agraris, merupakan modal dasar untuk mengembangkan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, melalui program
peningkatan ketahanan pangan daerah, peningkatan nilai tambah dan daya saing
komoditas pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani.
Potensi
pertanian yang telah dikelola sebesar 274.401 Ha yang terdiri dari lahan kering
219.727 Ha, lahan sawah tadah hujan 25.985 Ha, irigasi desa 14.393 Ha, Irigasi
1/2 teknis 3.013 Ha dan irigasi teknis 11.283 Ha serta lahan potensial untuk
percetakan sawah baru seluas 20.600 Ha.
Produksi
komoditas potensial yang telah dicapai antara lain : padi 348.859 ton GKP,
jagung 14.616 ton, ubi jalar 9.216 ton, kacang tanah 896 ton, kedele 970 ton,
kacang hijau 1.487 ton, ubi kayu 68.624 ton, sayuran 2.499 ton dan buah-buahan
antara lain : jeruk 109.483 ton, rambutan 17.378 ton, manggis 13,8 ton, durian
81.595 ton dan markisa 63,4 ton.
g. Potensi
Peternakan
Pengembangan
dan peningkatan usaha peternakan di Propinsi Sulawesi Barat dapat dilihat dari
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan pasar. Potensi sumber daya
alam sangat mendukung kegiatan pengembangan usaha peternakan, misalnya kegiatan
budidaya ternak, pengembangan ternak, pengelolaan pasca panen.
Tersedianya
lahan kering (218.363 Ha), lahan basah (56.038 Ha) dapat dijadikan lahan
pengembangan peternakan dan sebagai sumber hijauan makanan ternak.
C. Pertumbuhan
Ekonomi/PDRB
Perkembangan
ekonomi Provinsi Sulawesi Barat dari Tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terus
membaik. Hal ini ditunjukkan dengan angka PDRB (atas dasar harga berlaku) yang
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, nilainya telah mencapai sekitar
Rp. 9.484.834 Milyar Rupiah atau terjadi peningkatan sekitar 0.96 % bila
dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
sumbangan Sulawesi Barat terhadap perekonomian Nasional relatif masih sangat
kecil.
Perlu
diketahui bahwa Provinsi Sulawesi Barat pada Tahun 2010 di Semester I mencapai
pertumbuhan ekonomi tertinggi Nasional bahkan dunia. Pada saat itu pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Barat mencapai 15,09 %, jauh diatas pertumbuhan ekonomi
rata-rata nasional yang berada pada angka 1 digit yaitu 5,95 %
D. Komoditi
Unggulan Sulawesi Barat Tahun 2010
Sulawesi
Barat adalah provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan.
Selain kakao, daerah ini juga penghasil kelapa sawit, kopi, kelapa dan cengkeh.
Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi, namun
sampai saat ini belum terekspoitasi dengan baik.
Provinsi
Sulawesi Barat mempunyai komoditi unggulan di sektor pertanian dan jasa. Sektor
pertanian komoditi unggulannya berasal dari sub sektor tanaman perkebuan,
dengan komoditi berupa kelapa sawti, kakao, kelapa dalam, dan kopi. Sub sektor
kehutanan dengan komoditi kayu dan rotan, dan sub sektor perikanan komoditi
yang diunggulkan adalah perikanan tangkap. Untuk sektor jasa komoditi yang
menjadi unggulannya adalah bidang pariwisata.
Tabel Produksi Beberapa Komoditi Unggulan di Sulawesi
Barat Tahun 2010
No
|
Komoditi
|
Luas Panen (Ha)
|
Produksi (ton)
|
[1]
|
[2]
|
[3]
|
[4]
|
1
|
Kakao
|
181.156
|
101.011
|
2
|
Kelapa
Sawit
|
53.370
|
702.755
|
3
|
Kelapa
Dalam
|
49.587
|
56.502
|
4
|
Kopi
(Arabika & Robusta)
|
19.362
|
9.364
|
5
|
Rotan
|
-
|
640
|
6
|
Perikanan
tangkap
|
-
|
71.177
|
Sumber: Dinas Perkebunan Prov
Sulbar, Dinas Kehutanan Prov. Sulbar, DKP Prov Sulbar
Komoditi unggulan diatas didominasi oleh tanaman perkebunan, yaitu kakao
(101.011 ton), kelapa sawit (702.755 ton) , kelapa dalam (56.502 ton) dan kopi
(9.364 ton). Tanaman kakao mempunyai luas panen terluas yaitu 181.516 Ha, namun
dengan lahan seluas tersebut perlu mendapat perhatian lebih serius lagi untuk
meningkatkan produksinya. Berbeda dengan kakao, kelapa sawit hanya mempunyai
luas panen 53.370 Ha dengan produksi 702.755 ton, namun produksi tersebut
diprediksi akan semakin meningkat seiring dengan pembukaan lahan baru oleh
masyarakat maupun perusahaan perkebunan. Bahkan untuk kelapa sawit di Sulawesi
Baat sudah ada 6 pabrik/industri CPO yang mengolah buah kelapa sawit menjadi
minyak mentah dalam bentuk CPO.
Sedangkan perkebunan kelapa dalam dengan luas panen 49.587 Ha yang tersebar
hampir merata di sepanjang pesisir Sulawesi Barat, baru dapat dimanfaatkan
secara tradisional sebagai bahan baku kopra, sedangkan produk ikutannya belum dapat
dimanfaatkan secara optimal. Peluang investasi pengolahan kelapa dalam di
Sulawesi Barat diantaranya adalah industri pembuatan makanan berserat tinggi
(nata de coco), industri pengolahan minyak kelapa untuk biofuel, industri
pengolahan limbah kelapa, dll
Peluang investasi juga masih terbuka luas untuk komoditi kopi. Meningkatnya
kebutuhan dunia akan kopi mengakibatkan usaha perkebunan kopi dan pengolahannya
memiliki prospek yang sangat baik terutama karena perkebunan kopi sudah
membudidaya secara tradisional di masyarakat lokal serta harga kopi yang
relatif stabil dan cenderung terus meningkat.
Selain hasil perkebuanan, Sulawesi Barat juga berpotensi di sektor
kehutanan dan perikanan. Hasil-hasil hutan terutama rotan menjadi komoditi yang
sangat penting. Namun, kawasan hutan di Sulawesi Barat pada tahun 2010 sekitar
1.119.796 ha atau berkurang sekitar 157.153 Ha dari luas lahan tahun 2006.
Pengelolaan hasil hutan di Sulbar tergambar belum optimal sehingga hasil rotan
pada tahun 2010 hanya sebesar 630 ton.
Provinsi Sulawesi Barat yang mempunyai garis pantai sepanjang 677 km yang
berhadapan dengan Selat Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan di sektor
perikanan. Pada tahun 2010 sebanyak 71.177 ton ikan berhasil ditangkap oleh
nelayan-nelayan Sulawesi Barat. Potensi perikanan tangkap diantaranya adalah
ikan tuna, ikan tongkol atau cakalang, teripang dan ikan-ikan karang lainnya.
Kedepannya sangat berpotensi sebagai wialayah perikanan yang modern. Untuk di
bidang perikanan perlu ditunjanng sarana yang memadai seperti alat tangkap,
sistem pengawetan, serta peningkatan armada kapal nelayan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
·
Sulawesi Barat adalah provinsi baru hasil pemekaran
dari provinsi Sulawesi Selatan. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kelapa sawit,
kopi, kelapa dan cengkeh. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas,
batubara dan minyak bumi, namun sampai saat ini belum terekspoitasi dengan
baik.
·
Provinsi Sulawesi Barat mempunyai komoditi unggulan di
sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya berasal dari
sub sektor tanaman perkebuan, dengan komoditi berupa kelapa sawti, kakao,
kelapa dalam, dan kopi. Sub sektor kehutanan dengan komoditi kayu dan rotan,
dan sub sektor perikanan komoditi yang diunggulkan adalah perikanan tangkap.
Untuk sektor jasa komoditi yang menjadi unggulannya adalah bidang pariwisata.
·
Peluang investasi juga masih terbuka luas untuk
komoditi kopi. Meningkatnya kebutuhan dunia akan kopi mengakibatkan usaha
perkebunan kopi dan pengolahannya memiliki prospek yang sangat baik terutama
karena perkebunan kopi sudah membudidaya secara tradisional di masyarakat lokal
serta harga kopi yang relatif stabil dan cenderung terus meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA